Senin, 21 September 2015

Tarawih

Riang gembira penuh suka cita,
Dari balita sampai yang tua,
Bersiap diri menuju rumah-Nya,
Untuk menunaikan tarawih bersama.
Rasa lapar dan dahaga telah terbayar
Mari berbondong untuk mengejar
Untuk bekal esok di alam mahsyar
Jangan hanya di awal ramadhan kita giat
Jangan hanya di akhir pula kita bersemangat
Karena beribadah tidak mengenal waktu dan tempat
Jiwaku Berbicara

Jiwaku berbicara
Kepada-Mu
Yang selalu kurindu
Jiwaku tak hentinya mengucap
Kemuliaan asma-Mu
Keteduhan kasih-Mu

Sebab engkau..
Sumber dari segala sumber hidupku
Hendaknya setiap langkah yang kuayunkan
Mendekatkan hatiku pada firman-Mu
Yang teduh, yang syahdu

Jiwaku berbicara
Karena hidup ini
Selalu menyusuri jalan
Dan setiap perjalanannya
Butuh pandu agar sampai pada tujuan
Yang hakiki dan sejati
Sampai ke haribaan-Mu
Miskin

Orang-orang yang menyebutnya miskin
Karena ia berharta sekedarnya
Ia sendiri bahagia
Karena terbebas belenggu dunia
Orang-orang yang asyik bercinta
Dengan bebas tanpa batas
Ia pun khusyuk terjerumus cinta dunia

Hidup ini untuk apa?
Ibadah seutuhnya
Dalam salih ritual salih sosial
Mendamba Ridha-Nya
Bertaubatlah Jiwa

Dari gelap menuju cahaya, bertaubatlah
Jiwa dari kekeruhan lumpur dosa
Menuju keindahan firdaus-Nya
Atas limpahan nikmat dan kasih suci

Kenapa masih begitu mengasyiki diri kita
Hidup bersenang-sengan di dunia
Bukankah hakikat perjalanan adalah suatu pendakian?
Mencapai ketinggian makna syahadat atas Allah
Dan para Rasul Agung-Nya

Duhai jiwa, tinggalkanlah jiwa budak
Capailah keindahan ridha dalam ibadah menuju-Nya
Kesibukan Dunia
Begitu sibuk manusia mengurusi hal-hal yang fana
Terbelenggu tersekap penjara dunia
Dan berputar di dalamnya seperti gangsing

Tap anehnya, tak pernah mereka rasakan sesak nafas
Terlena di sana sampai ajal diam-diam menjemputnya

Padahal jiwa itu senantiasa butuh kelapangan
Untuk meresapkan keindahan cahaya surgawi
Ialah iman dan cinta
Jalan Pulang Menemui-Nya

Betapa indahnya jika hidup
Selalu dalam kelurusan jalan-Nya
Hati tak kenal kata khianat
Hati begitu sering memegang amanat
Selalu lurus dalam setiap langkah
Meniti lintasan cahaya-Nya
Yang selalu memberkati kita
Untuk semata memenuhi panggilan-Nya
Langkah-langkah ini mulai diayunkan
Tak ada jalan pulang kecuali menemui-Nya
Mempersembahkan hidup dan mati
Dengan segenap peribadahan
Sebagai pernyataan cinta suci yang murni

Karena..
Di sana lah tertera segala makna tentang hidup
Lalu apakah keberadaan hidup kita di muka bumi?
Jadi lurus lah dalam jalan-Nya
Dengan ibadah yang tak pernah lalai

Hingga nanti..
Mengalirlah untaian-untaian amal shaleh
Merias memberikan rona surgawi
Maka kehidupan ini pun takan sia-sia
Meski kematian menjemput kita

Jadi..
Bukankah makna hidup adalah beribadah
Kesetiaan memegang amanah
Kekhusyukan hati memenuhi panggilan-Nya

 
Istighfar

Istighfarku mengetuk pintu kasih-Mu
Istighfarku bersujud kehadapan-Mu
Karena aku yakin..
Engkau maha pengampun

Tetapi semudah itukah turun ampunan-Mu?
Kalau semudah itu pula
Kami masuki lembah dosa

Nikmat dunia telah menyilaukan mata kami
Ranjau-ranjau nafsu telah melumpuhkan saraf kami
Istighfar kami istighfar kami
Telah menjadi kerutinan
Yang miskin akan makna

Mendengar Engkau Maha Mendengar
Tapi betapa istighfar kami terasa pudar
Karena radar pendengaran-Mu yang Mahapeka
Sempat pula menangkap
Setiap getaran jiwa dan laku kami
Yang semakin menjauhi-Mu

Ya Rabbi, betapa aku ingin selalu beristighfar
Mengaku dosa setulus-tulusnya
Tanpa menyentuh dosa itu sekalipun kembali

Istighfarku hendaknya mampu
Mendekatkan hatiku pada-Mu
Istighfarku hendaknya makin menyadarkanku
Tentang makna kesucian hidup
Yang Kau ridhoi

Semoga istighfarku mampu
Melindungiku dari segala keluputan
Dan kesalahan yang sering kali aku lalai
Hanya dengan ampunanmu Ya Rabbi..
Puisi Islami tentang Iman :

Maka.. Iman pun seperti hakikatnya cinta suci
Yang menghujam dalam
Ketakwaan tersemai indah
Karena hati nan pasrah kepada-Nya
Para sufi beribadah semata mencintai Allah
Maka dari mereka, mendamba ridha dan kasih
Sudah lebih dari cukup

Shalat itu percintaan penuh kebahagiaan
Antara hamba dengan sang penciptanya
Betapa syahdu dan indah
Maka hati kian jernih selalu
Jangan sampai ada titik noda dalam diri

Hati ini adalah kaca..
Yang kebeningannya dan keburamannya tergantung kita
Maka debu-debu tepiskan
Gosoklah selalu dengan hatimu
Dengan doa dan dzikir kalimat suci mulia
Dengan kelembutan hati dan kesadaran cahaya-cahaya

Karena iman, insan pun kembali dari petualangannya
Bertaubat dari segala dosa
Meniti jalan lurus penuh keinsyafan
Maka..
Ditinggalkannya jalan zig-zag yang berbelok belok
Ke dalam lorong-lorong gelap

Karena hakikat iman adalah cahaya-cahaya
Yang terus menerangi hati dan jiwa
Hingga hati ini terang benderang
Seperti bintang yang berkilauan
Menjadi pandu menuju hidup hakiki
Kasih Sayang Ibu
Bentangan kasih sayangmu alangkah luas
Aku mampu merasakannya
Getar nurani paling fitri
Bentangan kasih sayang cinta putih suci
Yang menunjkan jalan menuju-Nya
Penuh tulus sepenuh kudus
Karena makna hidup hanya ada dalam ridhamu
Dalam kepenuhan mendidik dan membesarkanku
Seperti jalinan cinta menuju jalan-Nya
Kebeningan Kasihmu
Dari hati nan keruh menuju kebeningan
Cinta kasih mu Ibu jadi penuntun kesesatan
Yang selalu menunjukan jalan ridha-Nya
Tepiskan angin dengan do’a-do’a mu
Maka..
Aku mestinya tidak pantas untuk membantahmu
Hati suci itu, ialah ketulusan menyemai jalan cahaya
Atas segala nikmat dan karunia-Nya
Yang menguntumkan bunga-bunga bahagia
Karena Ibu selalu membina suatu hidup
Yang lebih mendekatkan jiwa kepada-Nya
Kasih tulus mu Ibu..
Membeningkan hati yang keruh
Dengan bimbingan dan kasih sayangmu
Maka.. Izinkan aku anakmu bersandar
                                                   Saat kemalangan hidup menghampiriku